Jumat, 27 Juli 2012

Memaksimalkan Transmisi Otomatis

Memaksimalkan Transmisi Otomatis

Permintaan  kendaraan bertransmis otomatis dari tahun ke tahun kian meningkat. Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu faktor yang membuat konsumen memilih kendaraan bertransmisi matik. Namun masih sedikit pemilik yang mampu memaksimalkan kemampuan transmisi matik.

Masih banyak yang menggangap mobil bertransmisi otomatis kurang responsif. Tak heran bila banyak orang yang hanya memanfaatkan posisi Drive (D), dan menginjak pedal gas atau rem saja saat berkendara. Tidak responsif, lemah di tanjakan, sulit menyalip atau tidak memiliki engine brake  di jalan menurun sudah menjadi risiko yang harus diterima pemilik kendaraan matik. Padahal itu tidak benar.

Bila dibanding transmisi manual, otomatis memang masih memiliki gejala slip lebih banyak. Tak lain lantaran menggunakan kopling tipe basah. Namun berbicara agresif, matik pun mampu membuat mobil Anda terasa agresif.

Apalagi perkembangan teknologi transmisi telah berkembang pesat. Bila dahulu matik hanya sebatas membaca sensor kecepatan dalam beroperasi, kini matik telah memiliki beragam sensor yang menunjang kemampuannya dan menyesuaikan dengan gaya mengemudi.

Di sini Electronic Control Unit (ECU) pun mengumpulkan beragam data yang dikumpulkan dari sensor-sensor itu untuk diolah dan disesuaikan dengan kondisi jalan atau gaya mengemudi.

Apa itu L, 2 dan D?
Pada transmisi otomatis 4-percepatan, umumnya tersedia pilihan L atau 1, 2 dan D untuk menjalankan kendaraan. Serta P dan R untuk fungsi parkir dan mundur.

Bila Anda beranggapan L atau 1 hanya digunakan pada jalan menanjak karena merupakan gigi 1. Dan angka dua adalah posisi di gigi 2, hal itu tak sepenuhnya benar.

L atau angka 1 memang diperuntukkan jalan menanjak curam atau kecepatan rendah. Pasalnya transmisi akan mengunci di gigi 1. Sedangkan angka 2, menandakan gigi yang dapat beroperasi adalah 1 dan 2.

Sementara posisi tuas di D dengan overdrive  OFF, menandakan gigi yang bekerja adalah 1, 2 dan 3. Hal ini berlaku untuk transmisi matik 4-speed.  Bila overdrive  dalam posisi ON, yang ditandai matinya indikator O/D di dasbor, seluruh perbandingan gigi transmisi (1, 2, 3, 4) digunakan secara otomatis.

Jadi bila Anda ingin mendapatkan efek engine brake  di jalan menurun atau hendak menyalip, Anda dapat menggunakan overdrive  OFF jika sebelumnya overdrive dalam posisi ON. Atau memindahkan tuas ke posisi angka 2 bila sebelumnya overdrive  dalam posisi OFF.

Dengan cara ini akselerasi yang dihasilkan bisa lebih cepat. Hal itu bisa juga dilakukan dengan cara kickdown  (menekan pedal gas dalam-dalam). Tapi beberapa mobil memiliki reaksi perpindahan gigi yang lamban. Sementara Anda membutuhkan respons yang cepat.

Mode Sport
Beberapa produsen mobil menyediakan mode Sport pada transmisi otomatisnya. Pada mode ini, transmisi akan mempertahankan posisi gigi lebih lama dari biasanya.

Misalnya perpindahan gigi dalam kondisi normal dilakukan secara otomatis pada putaran mesin sekitar 2.000 rpm. Sementara pada mode Sport, perpindahan gigi itu terjadi pada putaran mesin lebih tinggi. Efeknya, rentang tenaga akan terjaga dan efek engine brake  pun lebih terasa dengan mode ini.

Shift lock release
Fitur ini berguna saat mobil diparkir paralel. Biasanya berupa tombol, tuas atau lubang untuk anak kunci bertuliskan Shift Lock Release.  Dengan mengaktifkannya, tuas persneling pun bisa dipindah ke posisi netral (N) saat kunci kontak sudah dicabut.

Mode manual
Teknologi perpindahan gigi secara manual atau sekuensial sudah banyak diaplikasi beberapa mobil bertransmisi otomatis. Dulunya sistem ini hanya digunakan pada mobil premium atau sports car.  Tapi kini SUV atau MPV pun sudah menerapkannya.

Contohnya adalah pada transmisi Shiftronic, Steptronic atau Tiptronic. Dengan sistem ini, Anda dapat memindahkan posisi gigi lebih akurat sesuai kebutuhan. Atau mengemudi sambil memanfaatkan puncak tenaga atau torsi dari mesin.

Umumnya sistem ini bisa diaktifkan dengan menggerakkan tuas transmisi atau menekan tombol. Sementara perpindahan gigi dapat dilakukan dengan menggerakkan tuas persneling ke depan-belakang atau kiri-kanan, menggunakan tombol di setir atau paddleshift.

Meski bisa dilakukan secara manual, biasanya produsen tetap menerapkan perpindahan gigi secara otomatis ketika putaran mesin sampai di red line  untuk safety.  Atau secara otomatis memindahkan gigi ke posisi satu ketika mobil berhenti walau sesaat.

Sumber: Autobild

1 komentar:

  1. Makasih mba/mas tipsnya. Jadi bisa ngerti fungsi di mobil matic. Bisa jadi bekal untuk lebih mudah belajar mengendarai mobil matic. Oh ya ini aku ada artikel favorit juga cara mengemudi mobil matic, kali aja sesama pembaca butuh bacaan tambahan. Thanks

    BalasHapus